MANFAAT MEMBACA DAN MENULIS

Posted: 31/10/2011 in coretan_Q

Saya teringat masa awal masuk kuliah saat dosen mengenalkan diri dan berbagi pengalaman kuliahnya di luar negri. Intinya memotivasi mahasiswa agar punya cita-cita yang tinggi dan menatap masa depan dengan optimis. Yang menarik dari motivasi dosen saat itu adalah pentingnya membiasakan diri untuk membaca dan menulis. Apa pun isi bacaan itu, tidak harus buku ilmiah, koran, majalah, dll. Membiasakan diri menulis walau hanya satu halaman dalam sehari. Ini kebiasaan dosenku yang kemudian hendak dituluarkan kepada mahasiswanya. Bagi saya ini bukan motivasi kosong, karena dosenku memang kutu buku dan penulis produktif, tulisannya banyak dimuat di jurnal-jurnal ilmiah.

“Membiasakan membaca dan menulis”. Butuh proses dan waktu untuk bisa membumikannya dalam kehidupan sehari-hari. Kadang faktor lingkungan dan pergaulan juga sangat mempengaruhi karakter dan perkembangan seseorang. Bagi saya, bergaul dengan orang suka membaca dan menulis dapat mempermudah kita membiasakan diri untuk membaca dan menulis. Karena kita akan termotivasi oleh orang lain (sahabat) saat semangat kita turun dan goyah. Hal ini biasa terjadi pada setiap individu, terutama ketika ada masalah yang meghampirinya.

Banyak kutipan-kutipan motivasi terkait membaca, seperti “membaca dapat membuka jendela dunia”. Ini membuktikan bahwa membaca dapat membuka cara berpikir seseorang dan dapat menerima perbedaan pandangan dengan orang lain. Rajin membaca juga dapat menjadi pembeda seseorang individu yang berkuatias dan tidak. Hal ini bisa dilihat misalnya saat kita lagi sharing atau diskusi masalah-masalah tertentu, ia mudah nyambung dan punya landasan bila memberikan sebuah argumen. Berbeda seseorang yang jarang membaca, kadang banyak bicara tapi isinya sedikit dan tak punya landasan yang jelas, ini opini saya.

Budaya membaca seharusnya kita biasakan dari lingkup keluarga, mulai orang tua, anak-anak, saudara, dll. Bila kita mampu menciptakan budaya membaca dalam keluarga kita, tentunya dapat tercipta atmosfir yang menarik. Akan muncul insane-insam yang cerdas, berwawasan luas, tidak kolot dan mampu bergaul di dunia modern yang terus bergerak dengan cepat. Menurut saya, bagian dari mencerdaskan anak bangsa harus dimulai dari lingkup keluarga, tidak hanya dari pendidikan formal. Pendidikan non-formal (keluarga) akan lebih efektif menciptakan anak bangsa yang cerdas. Pekerjaan ini tidaklah mudah, tapi harus dicoba, saya optimis pasti bisa. Dan saya juga dalam proses membudayakan membaca dalam keluarga saya sendiri, dari hal-hal kecil memulainya, seperti mengajak adik ponaan ke toko buku (mengenalkan) dan membiarkan mereka mencari sendiri yang disuka.

Untuk saat ini, membaca menjadi pekerjaan yang jarang dilakukan, jangankan orang awam, kaum akademis pun sangat sedikit yang hobi membaca. Banyak dosen mengeluh melihat perkembangan mahasiswanya, dan hal ini bukan rahasia umum lagi. Pernah media memuat bahwa minat baca bangsa ini sangat rendah, jadi membutuhkan waktu lama untuk bersaing dengan negara-negara maju.

Alhasil, menulis dan membaca sebenarnya mudah, asalakan kita terus berusaha dan membiasakannya. Ketika kita sudah biasa, akan terasa ringan melakukannya. Bahkan, akan gelisah bila sehari saja tidak membaca buku karena tidak ada pengetahuan baru yang bertambah. Sebuah pepatah Cina mengatakan; “Setelah tiga hari tanpa membaca buku, omongan jadi hambar”. Menulis juga tidak kalah pentingnya, karena dengan menulis nama kita akan banyak dikenal orang, karena tulisan kita dibaca orang banyak. Mengabadikan hidup dengan menulis merupakan harta paling berharga yang diwariskan kepada generasi yang akan datang. Pemikir-pemikir hebat yang berhasil mengubah dunia merupakan bukti betapa pentingnya menulis dan bisa juga sebagai kontribusi kita untuk peradaban.

Menurut saya, membaca dan menulis akan berjalan berdampingan, karena apa saja yang telah kita baca akan menjadi inspirasi untuk menulis. Baik itu membaca buku atau alam sekitar kita. Marilah kita abadikan hidup ini dengan menulis. Saya kutipkan dari sastrawan Indonesia yang sangat terkenal Pramoedya Ananta Toer “Menulis adalah bekerja untuk keabadian”.

Selamat membaca, silahkan kiritik bila ada yang tidak berkenan di hati pembaca. Semoga Manfaat!

Tinggalkan komentar